Pengertian Gemba
Kaizen
Konsep
Gemba Kaizen merupakan model dari teori “Z”, tetapi karena bersifat
“kemanajemenannya” yang lengkap dan teruji dengan baik, konsep ini sukses dilaksanakan
di Jepang dan kemudian meluas ke negara lain. Oleh karena itu perlu dicermati
lebih lanjut sebagai konsep manajemen pemberdayaan SDM yang utuh.
Gemba
diartikan sebagai tempat yang sebenarnya, tempat di mana kejadian terjadi atau
tempat di mana produk, jasa pelayanan dibuat. Karena itu gemba terdapat di mana-mana.
Kaizen
(Ky’zen), diartikan sebagai
penyempurnaan, perbaikan berkesinambungan melibatkan semua orang, baik manajer
(pimpinan) dan karyawan dengan biaya yang tidak seberapa. Falsafah kaizen berpandangan bahwa cara hidup
kita, apakah kehidupan kerja, kehidupan sosial, kehidupan rumah tangga,
hendaknya berfokus pada upaya perbaikan terus menerus, kecil bertahap, berguna
(berlawanan dengan inovasi yang drastis, yang sekali gebrak dan berbiaya
tinggi). Kaizen adalah integrasi dari Total
Quality Control (TQC), cacat nihil (Zero
Damaged = ZD), tepat waktu (Just in Time = JIT) dan sistem saran
(SS). Dengan demikian kaizen adalah
TQC + ZD + JIT + SS.
Dengan
demikian esensinya Gemba Kaizen dapat diartikan sebagai perbaikan kualitas
langsung di tempat kerja (Imai, 1999, 2001).
Prinsip-prinsip
Gemba Kaizen
Strategi
kaizen meliputi pandangan terhadap
fungsi tugas; pandangan terhadap konsep perbaikan; hubungan proses dan hasil;
siklus Plan – Do – Check - Act (PDCA) = Rencanakan – Kerjakan –
Periksa – Tindak lanjut dan siklus Standardize
– Do – Check - Act (SDCA) =
Standarisasi – Kerjakan – Periksa – Tindak lanjut; mengutamakan kualitas;
berbicara dengan data yang akurat dan pentingnya posisi konsumen.
Pandangan
terhadap fungsi tugas dan konsep perbaikan, dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar
1
Pandangan
Terhadap Fungsi Tugas, Inovasi dan Kaizen
(Sumber : Imai, 2001; Amin
Ibrahim, 2003)
Dari
gambaran di atas terlihat bahwa perbaikan sama pentingnya dengan pemeliharaan,
perbaikan dibagi menjadi kaizen dan
inovasi (Kaizen lebih diutamakan). Kemudian terlihat pula pentingnya peran
semua tingkat manajemen dalam bekerja sama, baik itu manajemen puncak,
manajemen madya, pengawas dan karyawan dengan batas-batas yang longgar. Kaizen
menekankan pola pikir berorientasi proses, karenanya harus disempurnakan terus
menerus agar hasil dapat meningkat. Kegagalan dari hasil, berarti kegagalan
dalam proses, kegagalan pada upaya manusianya, sangat berbeda dengan orientasi
hasil (by objective) semata-mata.
Untuk lebih jelasnya bagaimana hirarki keterlibatan dalam Kaizen dari semua
tingkat manajemen, dapat disederhanakan sebagai berikut :
Tabel 1
Hirarki
Keterlibatan dalam Kaizen
No
|
Manajemen
Puncak
|
Manajemen
Madya dan Staf
|
Penyelia
(Supervisor)
|
Karyawan
(Anggota)
|
1
|
Bertekadlah untuk mengintroduksi
Kaizen sebagai strategi perusahaan/ organisasi
|
Sebarluaskan dan implementasikan
sasaran Kaizen sesuai arahan manajemen puncak (MP) melalui jalur fungsional/silang
agar semua mengetahuinya
|
Pergunakan Kaizen dalam peranan
fungsional
|
Libatkan diri dalam Kaizen melalui
sistem sasaran dan aktivitas kelompok kecil
|
2
|
Berikan dukungan dan pengarahan untuk
Kaizen dengan alokasi sumber daya
|
Pengenalan Kaizen dalam kapabilitas
fungsional
|
Formulasikan rencana Kaizen dan
berikan bimbingan kepada karyawan
|
Praktekkan secara disiplin di tempat
kerja (di Gemba) masing-masing
|
3
|
Tetapkan kebijakan Kaizen dan
sasaran-sasaran fungsional silang
|
Tetapkan, pelihara dan tingkatkan
standar
|
Sempurnakan komunikasi dengan karyawan
dan pertahankan moral tinggi
|
Libatkan diri dalam pengembangan diri
yang terus menerus supaya menjadi pemecahan masalah yang lebih baik
|
4
|
Realisasi sasaran Kaizen melalui
penyebarluasan kebijakan dan audit
|
Usakan karyawan sadar Kaizen melalui
program lebih intensif
|
Dukungan aktivitas kelompok kecil
(seperti gugus kendali mutu) dan sistem sasaran individual
|
Tingkatkan keterampilan dan keahlian
melalui pendidikan/ latihan silang secara terus menerus
|
5
|
Rancangan sistem, prosedur dan
struktur yang membantu Kaizen lebih jelas tahapan-tahapannya.
|
Bantu karyawan memperoleh keterampilan
dan alat pemecahan masalah
|
Berikan sasaran Kaizen lebih lanjut
|
(Sumber
: Imai, 2001; Amin Ibrahim, 2003)
Untuk
melihat perbedaan konsep kaizen (Jepang)
dan inovasi (Barat) dapat dilukiskan sebagai berikut.
Tabel 2
Perbandingan
Konsep Kaizen dan Inovasi
No
|
Fokus
|
Kaizen
|
Inovasi
|
1
|
Dampak
|
Jangka panjang, berlangsung lama,
tidak dramatis
|
Jangka pendek, dramatis
|
2
|
Kepercayaan
|
Langkah pendek
|
Langkah panjang
|
3
|
Kerangka waktu
|
Terus menerus dan meningkat
|
Sebentar-sebantar, tidak meningkat
|
4
|
Perubahan
|
Berangsur-angsur dan tetap
|
Mendadak dan mudah berubah
|
5
|
Keterlibatan
|
Setiap orang
|
Memilih beberapa “juara”
|
6
|
Ancangan
|
Kolektivisme, usaha kelompok, ancangan
sistem
|
Individulisme murni, ide dan usaha
individual
|
7
|
Cara
|
Pemeliharaan dan penyempurnaan
|
Merombak dan membangun kembali
|
8
|
Yang mendorong
|
Pengetahuan keahlian konvensional
|
Terobosan teknologi, penemuan baru,
teori baru
|
9
|
Persyaratan praktek
|
Investasi kecil, tetapi usaha besar
untuk pemeliharaan
|
Investasi besar, tetapi usaha untuk
pemeliharaan kecil
|
10
|
Orientasi usaha
|
Manusia
|
Teknologi
|
11
|
Kriteria evaluasi
|
Proses dan usaha untuk memperoleh
hasil yang lebih baik
|
Hasil keuntungan
|
12
|
Keuntungan
|
Berjalan baik dalam pertumbuhan
ekonomi lambat, tetapi terus meningkat
|
Lebih sesuai untuk pertumbuhan dengan
ekonomi cepat
|
13
|
Informasi
|
Terbuka, dibagikan
|
Tertutup, perorangan
|
14
|
Organisasi
|
Fungsional silang
|
Lini dan staf
|
15
|
Fungsi umpan balik (feedback)
|
Luas, terus menerus dari berbagai
tingkatan dan eksternal (lingkungan)
|
Terbatas
|
16
|
Fokus perhatian
|
Pada semua pihak (bersifat umum) dan
semua jenis
|
Pada keahlian tertentu
|
17
|
Sifat/sumber
|
Kreativitas
|
Adaptasi terus menerus terhadap tuntutan
perubahan
|
(Sumber : Imai, 2001; Amin Ibrahim, 2003)
Selanjutnya
posisi PDCA dan SDCA dapat digambarkan sebagai beriku.
Gambar
2
Siklus
PDCA dan SDCA
(Sumber : Imai, 2001; Amin Ibrahim,
2003)
Gemba Kaizen
sebagai suatu Sistem
Dari
prinsip-prinsip kaizen di atas,
dirancang sistem utama kaizen yaitu
merupakan intergrasi dan interkasi
antara Total Quality Management (TQC
= Pengawasan Mutu Terpadu), subsitem produksi Just in Time (JIT = Tepat Waktu), Total Prductive Maintenance (TPM = Pemeliharaan Produksi Terpadu),
penjabaran kebijakan perusahaan/organisasi (policy deployment), sistem saran (suggestive system) dan kegiatan-kegiatan
kelompok kecil (small group activities)
yang dinamis dan profesional.
Sasaran
akhir dari strategi (inklusif sistemnya) adalah perbaikan kualitas, biaya dan
penyerahan (QDC) seperti yang telah diuraikan di atas, dengan menentukan
prioritas-prioritas perbeikan pada semua tingkatan proses, yang berarti
pemberdayaan SDM secara terus menerus.
Implementasi
Gemba Kaizen
Dalam
implementasinya, strategi kaizen diterapkan
dalam bangunan gemba dengan menganut
prinsip kebersamaan (top down – button up, secara serasi), yang dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar
3
Bangunan
Manajemen Gemba
(Sumber : Imai, 1999; Amin Ibrahim,
2003)
Dari
gambaran di atas, dimaksudkan seluruh kegiatan kaizen dilakukan di gemba (tempat
kerja) yang ada dimana-mana sesuai masalahnya. Selanjutnya dapat diterangkan
sebagai berikut :
1)
Standarisasi diperlukan agar ada
aturan dan tolak ukur yang jelas dalam proses Kaizen dalam mengelola sumber
daya (tenaga kerja, informasi, pralatan dan material). Standarisasi dapat dan
harus diubah bila ternyata tidak sesuai lagi.
2)
Standarisasi, 5 R (pemeliharaan
tempat kerja), dan penghapusan muda (pemborosan) merupakan tigas pilar utama kaizen. Tiga pilar ini penting dalam
upaya mencapai QDC (Kualitas – Kontrol – Penyerahan) yang berhasil, ramping
(dinamis) dan efisien.
3)
Dalam melaksanakan kaizen langsung dianut 5 (lima) aturan
dasar, disebut “aturan emas”, diantaranya: (a) Bila masalah (ketidakwajaran)
muncul.ditemukan, langkah pertama segera ke gemba
dimana masalah tersebut terjadi; (b) Periksa keadaan gembutsu (objek/benda dan hal-hal lain yang ada kaitannya dengan
masalah yang terjadi); (c) Lakukan
penanganan sesaat, langsung di tempat kejadian; (d) Temukan akar
penyebab masalah;
(e) Standarisasi (ulang) guna mencegah terulangnya masalah, dan didata dengan baik.
(e) Standarisasi (ulang) guna mencegah terulangnya masalah, dan didata dengan baik.
4)
Mengenai manajemen kualitas,
biaya dan penyerahan di gemba perlu
digaris bawahi hal-hal sebagai berikut : (a) kualitas bukan sekedar hasil
keluaran, tapi hasil dari standarisasi, dalam gemba yang beriklim kerja yang baik (5 R), dan dengan biaya yang
rendah, untuk mencapainya diperlukan latihan keterampilan, sehingga tidak
pernah dihasilkan produk yang cacat. Didorong terus upaya kegiatan kelompok,
sistem saran, pengumpulan data, sehingga didapatkan standarisasi yang lebih dan
dan lebih baik; (b) Penghematan di gemba
dilakukan dengan meningkatkan kualitas, produktivitas, mengurangi tempat
penyimpanan/persediaan, memperpendek jalur produksi, mengurangi gangguan
teknis, mengurangi ruangan kerja yang tidak perlu, mempersingkat waktu sehingga
prosedur menjadi singkat, fleksibel, efisien, “bebas kesalahan”, bebas kemacetan,
penyerahan tepat waktu. Tetapi harus diingat penghematan biaya dan peningkatan
kualitas harus serasi; (c) Untuk merumuskan standarisasi, diperlukan standar
kerja dengan ciri-ciri: merupakan cara terbaik, teraman, termudah dalam
melaksanakan tugas yang menyangkut penerapan profesional yang telah diperoleh,
dan terus dikembangkan. Standar kerja juga diperlukan untuk memperbaiki proses,
petunjuk bagi latihan, dasar audit dan diagnosis, sarana untuk mencegah
pengulangan kesalahan dan meperkecil keanekaragaman yang tidak diperlukan; (d)
Mengenai 5 R yang meliputi ringkas, yang berarti dapat membedakan apa yang
diperlukan dan tidak diperlukan di gemba.
Rapi dan resik sehingga setiap sarana siap pakai dan mudah dijangkau. Rawat
meliputi diri, alat dan lingkungan. Rajin yang berarti disiplin dengan
standarisasi yang telah ditetapkan bersama. Ternyata prinsip 5 R ini telah
dianut juga oleh negara Barat dengan modifikasi seperlunya seperti di Amerika
Serikat dengan 5 S : Sort (memilah), Straighten (meluruskan), Scrub (gosok), Systematize (sistemisasi), dan Standarize
(standarisasi). Di Eropa dikenal 5C, yaitu Clearcut
(singkirkan), Configure (susun/tata),
Clearand Check (bersihkan dan periksa
ulang), Conform (pastikan pada
tempatnya), dan Custom and Practice
(biaskan dan praktekkan).
5)
Mengenai pemborosan (muda) ada 7
(tujuh) hal yang harus diperhatikan, yaitu produksi yang berlebihan, pemborosan
persediaan, pemborosan pengerjaan berulang-ulang, pemborosan gerak kerja,
pemborosan pemrosesan, pemborosan karena waktu tunggu dan penundaan, pemborosan
transfortasi. Keadaan seperti ini disebut muda
– mura – muri (boros – timpang – terpaksa).
6)
Bangun gemba didasarkan pada usaha-usaha organisasi pembelajaran (learning organization) terus menerus,
bertanyaterus menerus mengapa terjadi kesalahan sampai ditemukan jawabannya,
kebijakan kelompok selalu lebih baik dari perorangan, peluang kaizen tidak ada batasnya.
7)
Sistem saran dan gugus kendali
mutu diperlukan agar membuat pekerjaan lebih mudah dilaksanakan, menyingkirkan
hal-hal yang menjemukan/tidak perlu, menciptakan suasana nyamana, aman,
produktif, meningkatkan kualitas, menghemat waktu dan biaya.
8)
Perlu pula dibangun disiplin
pribadi melalui sistem reward and
punishment yang tepat, keteladanan, kerjasama, keterlibatan konsumen, dan
langkah-langkah kesejahteraan lainnya.
9)
Diperlukan pula “manajemen
visual” di gemba agar semuanya nyata,
terutama hubungan sistemik antara 5 M nya (man,
money, material, machine dan method),
bagaimana 5R diragakan, meragakan standar dan target sehingga semuanya jelas
dan nyata.
10) Peran
supervisor (penyelia), agar semua
kegiatan pemeliharaan, perbaikan dan kinerja karyawan dapat berjalan dengan
baik.
1 komentar:
Titanium Terra-Dortaria - The Tithi-Titanium Armature
Titanium Terra-Dortaria - The titanium bracelet Tithi-Titanium schick quattro titanium Armature. samsung galaxy watch 3 titanium The raft titanium Tithi-Titanium Armature. The Tithi-Titanium Armature. The titanium dioxide formula Tithi-Titanium Armature.
Posting Komentar