14 November 2011

Autisme dan Gangguan Perkembangan

Istilah gangguan perkembangan meluas (PDDs) mengacu pada kumpulan tentang kondisi perkembangan yang menyebabkan tertundanya atau terganggunya kemampuan komunikasi, bersosial, perilaku, dan keterampilan kognitif dalam hal ini kemampuan belajar. Karena autisme sangat menonjol pada termin PDDs, juga dikenal sebagai gangguan spektrum autistik (ASDs).

Kondisi gangguan perkembangan yang meluas termasuk Sindrom Asperger yakni gangguan neurobiologis dan dua kondisi lainnya, yaitu gangguan disintegratif masa kanak-kanak dan sindrom Rett. Gangguan ini biasanya didiagnosis selama masa bayi, masa balita, atau anak usia dini.

Tanda dan Gejala

Tanda-tanda gangguan spektrum autisme biasanya dikenali sebelum anak berusia 3 tahun. Namun, gejala-gejala yang muncul dapat berada antara kondisi paling kentara hingga yang paling halus dan nampak terlihat sebagai aspek perkembangan anak yang normal. Karena hal tersebut maka identifikasi gangguan spektrum autis bisa memerlukan waktu lama hingga bertahun-tahun. Bahkan American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan dokter anak untuk mencari tanda-tanda awal yang menunjukkan kemungkinan autisme pada setiap kunjungan dan tes autisme pada usia anak 18 bulan dan 24 bulan, juga waktu-waktu lain jika diperlukan.

Tanda-tanda awal dapat termasuk:
  • Masalah interaksi ketika bermain atau berhubungan dengan orang lain,
  • Menghindari kontak mata, tidak melihat orang lain
  • Tidak menunjuk ke objek untuk memberikan fokus
  • Gerakan yang tidak biasa, seperti mengepakkan tangan, berputar, atau menekan
  • Delay waktu dalam tahap perkembangan atau hilangnya tonggak tahap perkembangan yang telah dicapai
  • Bermain dengan mainan yang sama dengan cara yang aneh atau berulang-ulang
  • Tidak menggunakan atau memahami bahasa
  • Tidak mengeksplorasi lingkungan dengan rasa ingin tahu atau ketertarikan.

Anak-anak yang menunjukkan pola perilaku tersebut harus dievaluasi oleh dokter. Tidak ada tes darah atau tes otak (seperti MRI) yang dapat mendiagnosa gangguan spektrum autisme, meskipun tes tersebut mampu memeriksa kondisi lain dari gejalanya.

Seorang anak yang diamati mendapat gangguan spektrum autistik harus dievaluasi oleh dokter ahli, seperti ahli saraf anak, perkembangan anak, psikiater anak, atau psikolog anak. Kuesioner orangtua, penilaian pendidikan dan kognitif, penilaian bahasa, atau penilaian bermain dan perilaku dapat digunakan untuk membantu mendiagnosis autisme.

Penyebab Autisme

Penyebab autisme belum dapat dijelaskan dengan baik. Para ilmuwan yakin hal ini dikarenakan masalah kompleks pada neurobiologis (otak biologi), karena pengaruh genetika seperti kondisi permasalahan pada kromosom yang diwariskan kepada anak.

Beberapa penelitian mendapati bahwa autisme mungkin berasal dari sejumlah penyebab, misalnya alergi makanan, ragi yang berlebihan dalam saluran pencernaan, dan sebaran lingkungan yang tercemar racun. Namun, teori ini tidak terbukti secara ilmiah.

Sebagian besar penelitian ilmiah tidak menemukan hubungan antara vaksin - bahan-bahan yang digunakan - dan autisme itu sendiri. Penelitian pada tahun 1998 yang mengatakan hal tersebut sejak itu ditarik oleh jurnal kedokteran karena melalui tahap penelitian yang cacat.

Penting untuk diingat bahwa autisme bukan disebabkan oleh cara asuh anak atau pengalaman yang buruk. Bagaimanapun sikap positif dan menerima autisme untuk didampingi adalah lebih baik daripada berprasangka buruk terhadap sebab-sebabnya,

Mengobati Gangguan Spektrum Autis

Tidak ada obat untuk autisme, intervensi dini dan terapi atau tritmen dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan untuk mencapai potensi terbaik mereka. Tidak ada obat dapat menyembuhkan Gangguan Perkembangan yang meluas ini, tetapi kadang-kadang obat-obatan digunakan untuk mengobati gejala-gejala tertentu, seperti agresi terhadap orang lain atau diri sendiri, masalah kekurangan perhatian, perilaku obsesif-kompulsif, dan perubahan suasana hati.

Program yang disesuaikan secara khusus individual dapat mencakup modifikasi perilaku, dan intervensi pendidikan dapat membantu membentuk perilaku anak serta meningkatkan kemampuan berbicara dan komunikasi.

Terapi harus individual karena gangguan yang dialami setiap anak berbeda dan memerlukan pemenuhan kebutuhan khusus, gangguan-gangguan spektrum autisme (ASDs) dapat berkisar dari yang ringan sampai berat. Beberapa anak dapat melakukannya dengan baik di kelas kecil dengan perhatian penuh. Juga bisa dilakukan di kelas biasa dengan dukungan yang baik.

Tujuan pengobatan dan tritmen adalah agar anak-anak dengan gangguan perkembangan yang dapat meluas (PDDs) ke satu titik di mana anak-anak dapat mengkuti dan masuk ke kelas biasa, meskipun mereka membutuhkan program-program khusus dan layanan dukungan, termasuk terapi bahasa dan berbicara.

Diet gluten (protein pada roti) dan kasein (protein pada susu) dilaporkan menunjukkan beberapa hasil yang positif dalam membantu beberapa anak autisme, meskipun penelitian lebih lanjut perlu dilakukan. Vitamin dan obat herbal lainnya belum terbukti secara ilmiah, meskipun mungkin memiliki pengaruh bernilai untuk beberapa anak-anak.

Sebelum memulainya keluarga sebaiknya berkonsultasi dan berdiskusi dengan dokter atau psikolog tentang untung ruginya atau resiko menggunakan hal ini atau perawatan dengan metode yang lainnya.

Membantu Anak Autis

Setelah mengetahui bahwa anak mungkin memiliki autisme, penting untuk segera mencarikan bantuan. Bahkan sebelum diagnosis formal dibuat, anak dapat mulai intervensi awal untuk mengatasi kemampuan bahasa dan perkembangan yang tertunda lainnya. Dan konsultasikan dimana anak autis atau difabel bisa mendapatkan layanan bantuan, baik dari swasta ataupun pemerintah di tempat anda berada.

Karena kebutuhan anak-anak dengan gangguan spektrum autisme berbeda-beda, setiap program pendidikan harus disesuaikan dengan masing-masing anak. Anda harus dapat mengatur rencana pendidikan individual bagi mereka di tempat domisili anda berada atau pada sekolah-sekolah setempat. Sebuah rencana pendidikan individual harus menggabungkan kemampuan sosial dan komunikasi dan sangat terstruktur. Kemampuan berbahasa penting diintervensi dan dimaksimalkan, seperti penggunaan modifikasi perilaku dan sikap serta pemeberian penghargaan untuk mencoba menghentikan perilaku yang bermasalah juga untuk mendorong semua jenis kemampuan berkomunikasi.

Pada masalah perkembangan anak, berbicaralah dengan dokter tentang cara untuk menemukan sumber daya lokal untuk pelayanan kebutuhan anak.

Jika anak sudah berada di sekolah, berbicaralah dengan guru untuk mengetahui manfaat dan teknik modifikasi perilaku yang digunakan dalam kelas dan mencoba menggunakannya di rumah secukupnya. Dengan begitu, anak akan mendapatkan perlakuan dan dukungan yang konsisten di rumah maupun di sekolah.

[Demikian ide tulisan ini dari Mary L. Gavin, MD dalam http://www.bintangbangsaku.com/content/autisme-dan-gangguan-perkembangan]

Tidak ada komentar: