14 Maret 2015

MA'RIFATULLOH

UNTUK DIJADIKAN BAHAN RENUNGAN
(Bukan hanya untuk dibaca saja, tetapi dihayati dan disadari apa yang harus kita kerjakan)

Segala puji bagi Alloh seru sekalian alam, yang tiada sekutu bagi-Nya, tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Mahabesar Alloh yang telah menciptakan bumi yang indah dan subur tempat kita hidup mencari makan, bercocok tanam, dan berkampung halaman. Mahabesar Alloh yang telah membentangkan langit lazuardi yang indah laksana atap tempat kita bernaung, berhiaskan bulan dan bintang yang gemerlapan di angkasa raya, dilengkapi pula dengan matahari yang memancarkan cahayanya yang mengandung syarat-syarat kehidupan yang utama bagi makhluk di seluruh alam ini.

Sholawat dan salam sejahtera semoga dilimpahkan selalu kepada junjungan dan kekasih kita, Nabi Besar Muhammad SAW, yang diutus oleh Alloh untuk mengajarkan kepada manusia agar berbudi luhur dan berakhlak mulia, dan semoga dilimpahkan pula bagi para sahabat dan keluarganya yang telah sungguh-sungguh berjuang dalam mengembangkan ajaran Rasul. Di antaranya beliau berkata, “Bahwa kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya dalam hal tingkat kemuliaannya, yaitu Kemampuan Manusia dalam hal ma’rifatulloh (mengenal Alloh), jalan perhiasan termahal dan tidak ada bandingannya di dunia ini, serta menjadi simpanan yang tak ternilai di akhirat kelak.

Potensi ma’rifat kepada Alloh, semata-mata bukan terletak pada bagian anggota badan manusia. Namun, pada hatilah terletak kemampuan ma’rifat kepada Alloh, mendekatkan diri kepada Alloh, bekerja semata-mata karena mengharapkan keridhoan-Nya. Hati pula yang dapat menyingkap akan apa-apa yang ada pada sisi Alloh SWT. “Hati yang kotor berarti mengotori diri sendiri, hati yang bersih dan suci kekasih Robbul Izzati”.

Anggota badan itu tidak lain hanyalah sebagai pesuruh atau alat yang diperintah oleh hati dan dikerjakan sebagai hamba terhadap Tuhannya dan sebagai rakyat terhadap pemimpinnya, bagaikan suatu alat yang dipergunakan oleh tukang sewaktu mengerjakan pekerjaannya, dia sekadar pelaku yang menurut saja akan orang yang melakukannya.

Oleh karena itu, hatilah yang akan dihadapkan ke hadirat Ilahi Robbi untuk mempertanggungjawabkan tindak perbuatan anggota tubuh yang lain. Maka sangat berbahagialah orang yang dapat membersihkan hatinya dari segala perbuatan yang dimurkai Alloh, sebab nantinya akan dicintai dan diampuni dosanya oleh Alloh. Begitupula sebaliknya, amat celakalah orang yang telah mengotori hatinya dengan menjauhi perintah Alloh, sebab nantinya akan dicerca dan dimurkai Alloh di kala semua telah menghadap-Nya.

Sesungguhnya, hati itulah yang pada hakikatnya sangat patuh kepada Alloh, dan ibadah yang dikerjakan oleh anggota badan itu merupakan manifestasi belaka dari apa yang menyinari lubuk hati kita dan merupakan sinar yang tersimpan. Kalau manusia berbuat durhaka, maka sesungguhnya hatinya yang mendurhakai dirinya sendiri, sedangkan perbuatan yang dikerjakan oleh anggota badan itu merupakan proyeksi dari sinar kegelapan yang tersimpan dalam hatinya.

Bila manusia telah dapat menganalisis hatinya, maka berarti ia sudah mengenali dirinya dan ia pun akan mengenali siapa Tuhannya. Begitupun apabila manusia tidak dapat mengenali hatinya, maka ia membodohi dirinya sendiri dan berakibat jahil terhadap Tuhannya. Jikalau hati telah terjerumus ke dalam genggaman setan, maka akan hina dan nista. Namun, hati pulalah yang dapat mengangkat ke derajat yang tinggi masuk ke dalam golongan malaikat.

Maka barangsiapa yang tidak mau mengerti keadaan hatinya untuk tetap berada di alam nasut, maka Alloh berfirman, “Mereka akan lupa akan Alloh, maka Alloh pun akan melupakan jiwa mereka, dan itulah orang yang fasik.”

“Di dalam hatilah terletak potensi ma’rifat kepada Alloh, dan hanya hati pulalah yang mempunyai kekuatan untuk muqorrobah kepada Alloh. Pada hati yang bersih, bersinar Nur Alloh. Ia akan menerima nikmat dan kebahagiaan dunia dan akhirat.”

Silakan direnungkan, insya Alloh selamat dunia akhirat. Aamiin.

Tidak ada komentar: